Sembuh dengan Cara Masing-Masing

Kalian ingin self-healing atau stress relieving?

Had Unji
2 min readNov 25, 2021

Belakangan ini, diskusi tentang healing sedang marak diperdebatkan di media sosial, terutama platform fafifu kesayangan kita semua. Ya, benar, yaitu Twitter. Beberapa orang ada yang menyinggung dengan berkomentar, "Healang healing, tai kucing", dan ada beberapa yang berkomentar, "Self-healing is important". Bagaimana menurut kalian?

Sebelum berbicara lebih jauh, saya akan menyatukan pikiran dengan kalian terlebih dahulu, bahwa self-healing yang saya sedang bicarakan di sini bukan berobat secara literally atau seperti self-healing menggunakan bandage layaknya battle royal game.

Psikolog Universitas Airlangga Primatia Yogi Wulandari mengatakan bahwa self-healing merupakan salah satu teknik atau intervensi yang dilakukan ketika muncul masalah atau gangguan psikologis. Secara singkat, self-healing adalah proses menyembuhkan luka batin didalam diri yang diakibatkan oleh berbagai hal. Tapi, tentu saja arti tersebut sudah mengalami pergeseran makna ーTerima kasih internet. Self-healing untuk saat ini di media sosial lebih dikenal sebagai kegiatan dimana kita rehat sejenak dari hiruk pikuk kesibukan yang stressful.

Sebenarnya diskusi tentang tren self-healing ini sudah dibicarakan sejak lama. Namun, semakin banyak diperbincangkan kembali setelah kemunculan konten dimana aktivitas menghancurkan barang difasilitasi. Setiap pengunjung yang ingin melakukan ‘healing' dikenai biaya mulai dari Rp 100 ribu. Jadi, kalau kalian pusing kerjaan atau lagi kesel aja, bisa nih kesini.

Tentu, banyak yang berkomentar dan men-retweet konten tersebut. Ada yang tidak mempermasalahkan dan bersyukur karena sudah ada fasilitas seperti ini, tapi ada juga yang mempermasalahkan perilaku destruktif seperti itu.

Saya pribadi tidak mempermasalahkan kegiatan tersebut karena memang setiap orang punya coping mechanism (cara pelampiasan) yang berbeda. Malahan fasilitas ini membuat sisi liar kita sebagai manusia untuk keluar dan meluapkan emosi tanpa takut mendapat sanksi. Toh, ngga mukul orang atau ngehancurin barang milik orang lain kok.

Healing bertujuan untuk mengobati, dalam konteks ini rasa penat dan stress dalam kehidupan. Setiap dari kita membawa luka dan trauma serta masalah yang berbeda. Tentu saja, cara penanganannya juga berbeda. Pergilah dan sembuhlah.

Baik kalian ingin pergi ke Bali, memutar musik Reggae sambil nangis, atau menghancurkan barang, tentu bukan barang milik orang lain, untuk rehat ーlet’s say healingー tidak ada yang salah jika tujuan kalian untuk 'sembuh' terpenuhi. Hanya diri kalian sendiri yang dapat membuat kalian sembuh, kegiatan kegiatan tersebut hanya sarana.

Ingat, tujuan kalian membuat Instagram story "Healing time" adalah untuk sembuh dari rasa penat supaya bisa siap menampung rasa penat lain yang akan datang. Kalau kalian healing tapi tambah pusing, ya buat apa dong. Healing juga perlu bijak.

--

--

Had Unji
Had Unji

No responses yet